cover
Contact Name
Jurnal Teknik Lingkungan ITB
Contact Email
jurnaltlitb@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltlitb@gmail.com
Editorial Address
http://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Lingkungan
ISSN : 08549796     EISSN : 27146715     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan pengolahan air bersih, pengelolaan dan pengolahan air limbah, pengelolaan dan pengolahan persampahan, teknologi pengelolaan lingkungan, pengelolaan dan pengolahan udara, kebijakan air, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 2 (2017)" : 10 Documents clear
PROGRAM STANALISIS MANFAAT BIAYA PENGELOLAAN LIMBAH SPENT BLEACHING EARTH MELALUI PEMANFAATAN DAN PENIMBUNAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN NILAI GAS RUMAH KACA UDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pasaribu, Kapas Fernando; Sukandar, Sukandar
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.014 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.4

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan industri minyak sawit di Indonesia mendorong tumbuhnya jumlah limbah spent bleaching earth (SBE). Ditetapkannya limbah SBE sebagai limbah B3 pada tahun 2014 menyebabkan urgensi pengelolaan limbah B3 pada perusahaan. Urgensi pengelolaan limbah SBE mendorong peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) yang berdampak negatif pada perubahan iklim. Oleh karenanya, eksternalitas berupa emisi GRK perlu diinternalisasi dalam skenario perencanaan biaya guna mengurangi beban lingkungan. Dalam penelitian ini, pengujian nilai manfaat-biaya pada skenario pengelolaan limbah SBE yang meliputi pemanfaatan dan penimbunan telah dilakukan. Nilai emisi GRK pada tiap skenario diinternalisasi dalam nilai investasi melalui perhitungan shadow price of carbon (SPC). Pengujian nilai manfaat-biaya dilakukan melalui perhitungan net present value (NPV) dan benefit cost ratio (BCR) yang dilanjutkan dengan analisis sensitivitas. Skenario pemanfaatan minyak nabati SBE sebagai bahan baku pembuatan biodiesel serta pemanfaatan residunya sebagai pengganti bahan baku bentonit dalam kiln semen merupakan skenario yang layak secara ekonomi dan memiliki nilai GRK yang rendah, sehingga layak dijadikan sebagai alternatif pengelolaan limbah SBE. Kata kunci: Benefit-cost analysis, spent bleaching earth, gas rumah kaca, shadow price of carbon Abstract : The growth of palm oil industry in Indonesia induces the growth of spent bleaching earth (SBE). Legitimation of SBE waste as hazardous waste in 2014 caused urgency of SBE?s waste management on the palm oil company. This urgancy of SBE waste management induce the increased of greenhouse gas (GHG) emissions that have a negative impact on climate change. Therefore, externalities of GHG emissions need to be internalized in the cost planning scenario to reduce environmental impact. In this study, cost-benefit value testing on SBE waste management scenarios including recovery and landfillin has been done. The GHG emission value in each scenario is internalized in the investment value through the calculation of shadow price of carbon (SPC). Cost-benefit analysis is done through calculation of net present value (NPV) and benefit cost ratio (BCR) followed by sensitivity analysis. The scenario of recover vegetable oil from SBE as raw material for biodiesel production and its residue as a substitute of bentonite in cement kiln is founded economically feasible and has low GHG value, making it as an alternative waste management for SBE waste Key words: Benefit-cost analysis, spent bleaching earth, greenhouse gas, shadow price of carbon
PENENTUAN JALUR PIPA SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN WEIGHTED RANKING TECHNIQUE (WRT) DI KECAMATAN BOGOR TENGAH Rosadi, Widhi Sally Sufinah; Hartati, Etih; Halomoan, Nico
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1505.545 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.10

Abstract

Abstrak: Bogor Tengah merupakan pusat pelayanan Kota Bogor dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi di Kota Bogor, yaitu sebesar 128,8 jiwa/ha. Dalam upaya mengelola air limbah domestik, Pemerintah Kota Bogor melalui RTRW Kota Bogor tahun 2011-2031, merencanakan penyaluran air limbah domestik dengan sistem terpusat mengingat tidak memungkinkan setiap rumah memiliki sistem setempat. Pada perencanan ini, dibuat 2 buah alternatif jalur untuk selanjutnya dipilih jalur yang paling sesuai dengan kriteria teknis yang dipersyaratkan. Metode pendekatan yang digunakan adalah Weighted Ranking Technique (WRT). WRT merupakan metode pemilihan alternatif yang didasarkan pada pemberian bobot terhadap parameter. Berdasarkan hasil analisis, terpilih jalur alternatif 1 sebagai jalur pipa terbaik dengan nilai akhir 0,26. Alternatif 1 memiliki rata rata kecepatan minimum 1,69 m3/detik, waktu pengaliran 8,37 jam, biaya pembelian pipa sebesar Rp. 275.670.000,-, luas area terlayani 67,48 %, dan jumlah aksesoris yaitu 123 unit manhole dan 1 unit siphon Kata kunci: : Pemilihan alternatif jalur pipa, sistem terpusat, Weighted Ranking Technique (WRT) Abstract : Bogor Tengah sub-district is the service center of Bogor City with the highest population density in Bogor City, which is 128.8 people/ha. In an effort to manage domestic wastewater, Bogor City Government through RTRW Kota Bogor 2011-2031, has planned the distribution of domestic wastewater with offsite system since it does not allow every house to have an onsite system. In this plan, 2 pipeline alternatives were identified, to be later selected among those two. The approach method used is Weighted Ranking Technique (WRT). WRT is an alternative selection method based on weighting of parameters. Based on the analysis result, the alternative path 1 was chosen as the best pipeline with the final value of 0,26. Alternative 1 has a minimum flow rate is 1.69 m3 / sec, the flow time is 8.37 hours, the cost of purchasing a pipe of Rp. 275.670.000,-, the area served is 67.48%, and the number of accessories is 123 manhole units and 1 siphon unitKey words: .. Alternative selection of pipeline, offsite system, Weighted Ranking Technique (WRT)
MODEL SEDIMENTASI PADA SUNGAI CITARUM DAN ANAK SUNGAI TARUM BARAT DAN TARUM TIMUR Anindyaguna, Manggala; Suharyanto, Suharyanto; Tedjakusuma, Teddy
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.559 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.5

Abstract

AbstrakTata guna lahan DAS Citarum Hulu untuk tahun 1994 dan 2001, terjadi perubahan ekstrem di bagian selatan Jawa Barat (sekitar hulu sungai Citarum) berupa konversi hutan menjadi tanah terbuka (semak, belukar atau lahan kering). Konversi hutan menjadi lahan terbuka dengan luas yang memiliki dampak spasial yang berarti berada pada wilayah tersebut menyebabkan peningkatan laju ekspor sedimen tahunan yang melebihi 100 ton/km2. Penumpukan sedimen ini menyebabkan debit sungai akan menurun dan penumpukan sedimen yang semakin tinggi ini sangat berpotensi dalam mengurangi kapasitas tamping sungai terhadap air hujan yang berintensitas besar, terutama pada saat musim hujan. Dari masalah sedimentasi ini, dibutuhkan model untuk menduga dan menerangkan gejala pada sistem DAS di daerah ini. Penelitian ini memanfaatkan model hidrologi SWAT (Soil and Water Assessment Tool). SWAT merupakan model terdistribusi yang terhubung dengan SIG (Sistem Informasi Geografis) dan mengintegrasikan dengan DSS (Decision Support System). Lokasi penelitian berada di kawasan utara Tangkuban Perahu, melewati Purwakarta, sampai ke Bd. Curug yang terletak di sebelah utara Waduk Jatiluhur. Terletak di Sungai Cikao, Purwakarta, Jawa Barat di sekitar 6 ° 32'27 "S dan 107 ° 26'46" E. Tahapan penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan studi ini adalah pengumpulan data, delineasi DAS, pendefinisian tata guna lahan dan jenis tanah, pengeditan basis data model, pendefinisian stasiun cuaca, parameterisasi dan pengeditan input, menjalankan model, membaca dan memplot hasil, kalibrasi hasil dan parameter, analisis data. Data yang digunakan adalah peta dasar DAS Citarum, peta Sungai Citarum, data curah hujan pada stasiun cuaca terdekat. Skenario 1 (model perkebunan) dan skenario 2 (model hutan) yang digunakan menunjukkan perbedaan nilai TSS pada kedua skenario tersebut jauh berbeda dimana hasil rata-rata TSS pada model ini adalah 75 mg/l untuk model hutan, dan 181 mg/l untuk model perkebunan dan 178 mg/l untuk model tahun 2016. Kemudian skenario berikutnya dengan penambahan hutan di sekitar daerah kritis dan sungai, menunjukkan terjadi peningkatan kualitas sungai jika daerah kritis dibatasi oleh hutan di sekitar sungai. Kata kunci: DAS, tata guna lahan, sedimentasi, Citarum, Model, SWAT. Abstract : .. There is a change in land use extreme Citarum Hulu for 1994 and 2001, in the southern part of West Java (around Citarum river upstream) in the form of conversion of forest into open land (bush, shrub or dry land). Conversion of forest to open with an area that has significant spatial impact are in the region led to an increase in the rate of annual exports exceeding sediment 100ton / km2. This causes the buildup of sediment will decrease streamflow and sediment that is potentially higher in reducing the capacity of the river tamping rainwater great intensity, especially during the rainy season. From this sedimentation problem, it takes the model to predict and describe the symptoms to the DAS system in this area. This study utilized a hydrological model SWAT (Soil and Water Assessment Tool). SWAT is a distributed model that is connected with GIS (Geographic Information System) and integrates with DSS (Decision Support System). The research located in Cikao River, around northern region of Tangkuban Perahu, passing Purwakarta, to Bd. Curug in the north of Jatiluhur Reservoir, Purwakarta, West Java in 6 ° 32'27 "S and 107 ° 26'46" E. Research stages used in the implementation of this study are data collection, watershed delineation, land use definition and soil type, editing model databases, station definitions weather, parameterization and input editing, running models, reading and plotting results, calibrating results and parameters, data analysis. The data used are baseline maps of Citarum watershed, Citarum River maps, rainfall data at nearby weather stations. Scenario 1 (plantation model) and scenario 2 (forest model) used show different TSS values in both scenarios is much different where the mean TSS yield in this model is 75 mg / l for the forest model, and 181 mg / l for the model plantations and 178 mg / l for 2016 model. Then the next scenario with the addition of forests around the critical areas and rivers, indicates an increase in river quality if the critical area is limited by forests around the river Key words: Watershed , Landuse, sedimentation, Citarum, Model, SWAT
ANALISIS DISPERSI POLUTAN DARI MULTIPLE SOURCES OPERASIONAL PLTU BATUBARA X SEBAGAI MEDIA PERHITUNGAN VALUASI EKONOMI Jenned, Mardhika Lunaria; Dewi, Kania
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.48 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.6

Abstract

Abstrak: Dalam kegiatan operasional nya PLTU menghasilkan polutan yang berasal dari gas buang hasil pembakaran kegiatan industri, pembakaran bahan bakar dari transportasi operasional dan tumpukan batu bara yang tertiup oleh angin. Hasil model menunjukkan keadaan udara ambien di sekitar lokasi penelitian terjadi beberapa kejadian dimana konsentrasi polutan menjadi sangat besar melebihi baku mutu, CO pada periode tahunan dengan waktu running 1 jam mencapai 91.489,31 ug/m3, 24 jam mencapai 7.380,355 ug/m3 dan annual sebesar 2.580,604 ug/m3, konsentrasi NOx untuk waktu simulasi 1 jam, 24 jam dan annualsebesar 67.276,63 ug/m3, 4.373,796 ug/m3 dan 183,1157 ug/m3. Konsentrasi SO2pada lokasi penelitian mencapai 32.840,63 ug/m3 untuk 1 jam, 2.089,144 ug/m3 untuk 24 jam dan 51.887 untuk waktu simulasi annual, sedangkan konsentrasi TSP yang terjadi untuk 24 jam sebesar 937,7436 ug/m3 dan 43.4765 ug/m3 untuk waktu simulasi annual. Jika dibandingkan dengan jumlah kejadian dalam setiap waktu simulasi, kondisi konsentrasi yang melebihi baku mutu untuk simulasi 1 jam dan 24 jam tidak ada yang mencapai 0.1 % dari keseluruhan data, bisa di anggap kejadian konsentrasi yang sangat ekstrim terjadi sangat jarang pada setiap waktu simulasi. Beban emisi per tahun yang dihasilkan oleh PLTU menyebabkan biaya tanggung jawab sebesar Rp. 5.766.491.487,23 sebagai biaya pengganti udara yang tercemar dan Rp. 12.060.026.700 untuk pergantian nilai ekonomi change of productivity, sedangkan untuk nilai ekonomi prevention cost untuk menanggulangi penurunan produktivitas tanaman sebesar Rp. 592.703.800 sehingga nilai TEV yang terhasilkan sebesar Rp. 18.419.221.987,23 / Tahun.  Kata kunci: AERMOD, Gaussian, Pemodelan Dispersi, Valuasi Ekonomi Abstract : In its operational activities coal-fired power station produces pollutants derived from the exhaust gases the results of combustion industrial activity , the combustion of fuel of transport operating and a pile of stones coals that blew by the wind. The results of the model showed the state of the air ambient around the location research happened instances where concentration pollutants be huge exceeds of quality standard, CO in the period annual with time running 1 hour reached 91.489,31 ug/m3, 24 hours reached 7.380,355 ug/m3 and annual of 2.580,604 ug/m3, concentration of NOx to the simulation time 1 hour, 24 hours and annual of 67.276,63 ug/m3, 4.373,796 ug/m3 and 183,1157 ug/m3. Concentration SO2 on the site of research reached 32.840,63 ug/m3 for 1 hou, 2.089,144 ug/m3 for 24 hours and 51.887 ug/m3 to the simulation time annual, while concentration the TSP that happens to 24 hour is 937,7436 ug/m3 and 43.4765 ug/m3 for the simulation time annual. Compared to the number of occurrences in any the simulation time , the condition of concentration exceeds of quality standard for the simulations 1 hour and 24 hours of no at 0.1% of the overall data, can be consider scene concentration very extreme happen very rarely in every the simulation time. Burden emission per year produced by coal-fired power to cause the cost responsibility Rp. 5.766.491.487,23 as a charge a substitute for air tainted and Rp. 12.060.026.700 to the economic value change of productivity, while for economic value prevention cost to address the decline in productivity plants Rp. 592.703.800 so that the TEV is Rp. 18.419.221.987,23 / year  Key words: AERMOD, Dispersion model, Economic valuation, Gaussian
LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) PRODUK SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (STUDI KASUS: PT X) Devia, Della; Lestari, Puji; Sembiring, Emenda
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.993 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.1

Abstract

Abstrak: Industri semen dihadapkan pada tantangan dalam mengurangi konsumsi sumber daya alam dan energi, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. PT X adalah salah satu industri semen di Indonesia yang memiliki produk semen portland komposit yang dianggap lebih ramah lingkungan karena memiliki kandungan klinker yang lebih sedikit dibandingkan dengan semen portland biasa. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tahapan daur hidup produk yang menghasilkan dampak yang signifikan dan menentukan skenario alternatif perbaikan yang dapat menimbulkan potensi dampak paling minimum pada daur hidup produk semen portland komposit. Metode yang dipakai adalah Life Cycle Assessment (LCA) yang terdiri dari (1) Penentuan tujuan dan lingkup, (2) Analisis inventori, (3) Penilaian dampak dan (4) Interpretasi hasil. Lingkup kajian LCA yang akan dilakukan bersifat ?cradle-to-gate? meliputi tahapan proses ekstraksi bahan baku, proses produksi hingga distribusi semen portland komposit. Potensi dampak lingkungan dari semen portland komposit menggunakan metode ReCiPe 2016 adalah pemanasan global (GWP) sebesar 768,43 kgCO2eq, asidifikasi (AP) sebesar 0,75 kg SO2eq, pembentukan partikulat (PMFP) sebesar 0,26 kgPM2,5eq, pembentukan ozon fotokimia (POFP) sebesar 2,31 kgNOxeq dan toksisitas pada manusia penyebab kanker sebesar 5,11E-03 kg 1,4DCBeq. Potensi dampak terbesar adalah GWP yang memiliki nilai normalisasi terbesar diantara potensi dampak lain, yaitu 1,51E-11 secara total. Kontribusi dampak terbesar ada pada tahapan proses produksi sebesar 88,84% yang disebabkan karena emisi CO2 sebesar 98,63%. Skenario yang direkomendasikan untuk mereduksi potensi dampak GWP adalah teknologi penangkapan karbon yang dapat mereduksi dampak sebesar 57%. Kata kunci: semen portland komposit, life cycle assessment, LCA, cradle-to-gate Abstract : Cement industry facing the challenge in reducing resource material consumption and energy through sustainable development. PT X is one of the cement industry in Indonesia which produced portland composite cement which is considered more environmentally friendly because it contains less clinker than ordinary portland cement. Purpose of this study is to identify the product life cycle stages that have a significant impact and define alternative improvement scenarios which have the least potential impact on the life cycle of portland composite cement. The method used is Life Cycle Assessment (LCA) which consists of (1) goal and scope definition, (2) inventory analysis, (3) impact assessment, and (4) interpretation. Scope of LCA is cradle-to-gate from material extraction, production process and cement distribution. The potential impact from portland cement composite are global warming potential (GWP) about 768.43 kgCO2eq, acidification potential (AP) about 0,75 kgSO2eq, particulate matter formation potential (PMFP) about 0.26 kgPM2,5eq, photochemical ozone formation potential (POFP) about 2,31 kg NOxeq and human toxicity with cancer (HTPc) about 5,11E-03 kg 1,4DCBeq. The biggest potential impact is GWP which has the greatest normalization value among others, about 1.51E-11 in total. The largest contribution is in the production process stage about 88.84%, which caused by CO2 emissions about 98.63%. The recommended scenario for reducing the potential impact of GWP is carbon capture technology with a reduction of 57%. Key words: portland composite cement, life cycle assessment, LCA, cradle-to-gate
DEGRADASI SURFAKTAN DALAM LIMBAH LAUNDRY SECARA FOTOKATALIS MENGGUNAKAN ZNO DAN IMPREGNASI ZNO/ZEOLIT Nicelia, Minda; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.174 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.7

Abstract

Abstrak: Usaha laundry  merupakan usaha yang sedang menjamur di kota Bandung. Usaha ini membawa manfaat untuk kondisi ekonomi masyarakat, tetapi disamping itu juga mempunyai dampak negatif bagi lingkungan karena adanya timbulan limbah. Limbah deterjen termasuk polutan lingkungan karena didalamnya terdapat Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) yang bersifat toksik dan dapat mencemari badan air. Metode alternatif yang dapat digunakan adalah fotokatalis dengan menggunakan katalis semikonduktor ZnO dan impregnasi ZnO/zeolite dengan proses oksidatif menggunakan spesi radikal OH yang menghasilkan CO2 dan H2O. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja fotokatalis dan efektivitasnya menggunakan ZnO dan impregnasi ZnO/zeolite serta menentukan pH optimum, dosis optimum, dan kinetika laju reaksi yang terjadi. Limbah yang digunakan adalah artifisial surfaktan jenis LAS dalam reaktor fotokatalis yang dilengkapi dengan UV A (? = 365 nm). Parameter yang diuji adalah degradasi surfaktan dengan metoda MBAS. Pada perolehan data awal didapat karakteristik awal limbah sebesar 32.06 mg/L. Proses fotokatalis dengan ZnO dan ZnO/zeolit pada variasi pH menghasilkan efisiensi penyisihan yang baik pada kondisi asam sebesar 93.66% dan 47.03%. Sementara dosis optimum yang didapat untuk ZnO sebesar 0.5 g/L dan 0.25 g/L untuk impregnasi ZnO/zeolit. Penyisihan menggunakan ZnO lebih baik dari pada penggunaan hasil impregnasi ZnO dengan zeolit dengan penyisihan hingga 90% dengan mengikuti laju reaksi orde 1 atau sama dengan kinetika reaksi Langmuir-Hinshelwood. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode impregnasi ZnO/zeolit tidak efisien digunakan sebagai untuk mendegradasi senyawa LAS dan mungkin perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendegradasi senyawa LAS dengan menggunakan metoda impregnasi. Kata kunci: limbah laundry, LAS, fotokatalis, ZnO, impregnasi ZnO/zeolite. Abstract : Laundry is a booming business in Bandung. This venture brings substantial benefits to economic conditions, but in addition it also has a negative impact on the environment due to the waste product. Detergent?s wastewater including environmental pollutant that has Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) which is toxic and can contaminate the water body. Some treatment can be used is photocatalyst using a Zinc Oxide (ZnO) and impregnation of ZnO/zeolite with oxidative processes using OH radical spesies that produce CO2 and H2O. This study aim to determine the working principle of photocatalyst and effectiveness using ZnO and impregnation of ZnO/zeolite, determine the optimum pH, optimum dose, and the kinetics model of reaction. The waste used is an artificial surfactant (LAS type)on the reactor photocatalyst with UV A lights (? = 365 nm). The parameters were measured the surfactant degradation with MBAS method. On the acquisition of preliminary data obtained initial characteristics of waste by 32.06 mg/L. Photocatalyst process with ZnO at pH variation has good removal efficiency under acidic conditions with initial concentration of 31.45 mg/L with an efficiency of 93.66% and 47.03% for impregnating ZnO/zeolite. The optimum doses for ZnO catalyst about 0.5 g/L and 0.25 g/L for ZnO/zeolite impregnating. LAS degradation using ZnO can degrade the organic compound of LAS is better than ZnO/zeolite with degradation result reach 90%  following the first order reaction or Langmuir-Hinshelwood kinetics. So from this experiment, we can conclude that the impregnation of ZnO/zeolite not efficient for degrade LAS compound within surfactant and need to do the next experiment of LAS degradation with impregnation method. Keywords: Laundry wastewater, LAS, photocatalyst, ZnO, impregnation ZnO/ zeolite
MODEL SPASIAL SEBARAN PENCEMAR UDARA DARI SUMBER TRANSPORTASI DAN PENGARUHNYA PADA KUALITAS UDARA DI DALAM RUMAH DI SEKITAR JALAN RAYA (STUDI KASUS DI WILAYAH KAREES DAN CIBEUNYING KIDUL, BANDUNG) Sidjabat, Filson Maratur; Driejana, Driejana
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1719.756 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.2

Abstract

Abstrak: Sektor transportasi, sebagai salah satu kontributor terbesar untuk gas rumah kaca, menjadi tantangan besar di abad 21 ini. Banyak juga pencemar udara lainnya yang diemisikan dari sektor ini, berdampak pada kesehatan manusia. Pengembangan pembangunan di sektor transportasi harus diarahkan menjadi pengembangan transportasi yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, di perlukan penelitian untuk mengembangkan metode dalam mengkuantifikasi dampak terhadap kesehatan manusia, di Indonesia dengan segala keterbatasan data yang ada. Tujuan dari makalah ini adalah mengembangkan pendekatan untuk memprediksi konsentrasi di dalam rumah yang berasal dari aktivitas transportasi terdekat. Dalam jurnal ini, analisa spasial akan dilakukan terhadap hasil model konsentrasi NO2 dan PM10, Model dispersi konsentrasi outdoor NO2 dan PM10 diperoleh dengan menggunakan CALINE4. Data input CALINE4 diantaranya data sekunder aktivitas transportasi dari 6 jalan, dihitung dengan faktor emisi UK-NAEI, data meteorologis, kordinat UTM reseptor ? data penderita asma - dari penelitian sebelumnya. Persentase nilai kesalahan rata-rata dari model NO2, dari 120 reseptor di kawasan Cibeunying Kidul, adalah 33,3 % dan Nilai RMSE 18,5 µg/m3. Dari 3 reseptor di sekitar kawasan Karees, persentase nilai kesalahan rata-rata dari model PM10 adalah 29,89 % dan RMSE 1,02 µg/m3. Model konsentrasi NO2 dan PM10 adalah model ?factor of two?. Peta prediksi konsentrasi dalam rumah diperoleh menggunakan ArcGISd dengan metode interpolasi IDW. Persentase nilai kesalahan rata-rata dari model konsentrasi NO2 dalam rumah, dari 100 reseptor di kawasan Cibeunying Kidul, adalah 41,44 % dan Nilai RMSE 16,32 µg/m3. Dari 3 reseptor di sekitar kawasan Karees, persentase nilai kesalahan rata-rata dari model konsentrasi PM10 dalam rumah adalah 26,41 % dan RMSE 1,80 µg/m3. Model ini dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi NO2 dan PM10 dalam rumah di setiap reseptor untuk penelitian selanjutnya.)  Kata kunci: polusi udara, sektor transportasi, CALINE4, analisis spasial Abstract : Transportation sector as one of the biggest contributors of greenhouse gas emission, becoming one of the biggest challenges in the 21st century. Many other air pollutants emit from this sector and have the human health effect. The development in this sector need to aims the sustainable transportation development, which concern the environment and human health aspects. Thus, need some research to develop the method to quantify the impact on human health, in Indonesia, where many data are limited and not available. This paper aims to develop an approach to estimate the pollutant concentration inside the house that is contributed by nearby transportation. In this paper, spatial analysis for the result modeling of NO2 and PM10. Outdoor NO2 and PM10 concentration dispersion model are obtained from CALINE4 software. Input data for CALINE4 are secondary data of transportation activiy from 6 road, calculated by UK-NAEI emission factor, meteorological data, the UTM coordinate of receptor -data of people with asthma - from previous study. The average percentage of error value from NO2 model, based on 120 receptor in Cibeunying Kidul area, is 33.3 % and RMSE is 18.5 µg/m3. From the 3 receptor around Karees area, the average percentage of error value from PM10 model is 28.89 % and RMSE is 1.02 µg/m3. NO2 and PM10 concentration model is a ?factor of two? model. The map of indoor concentration prediction are obtained using ArcGIS with IDW interpolation method,. The average percentage of error value from NO2 indoor concentration model, based on 100 receptor in Cibeunying Kidul area, is 41.44 % and RMSE is 16.32 µg/m3. From the 3 receptor around Karees area, the average percentage of error value from PM10 indoor concentration model is 26.41 % and RMSE is 1.80 µg/m3. The model can be used to predict the NO2 and PM10 indoor concentration in all receptors for further research..  Key words: . air pollution, transportation sector, CALINE4, spatial analysis
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP FAKTOR KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA FULL-MACHINERY MANUFAKTUR BAN DI CIKARANG Abiseno, Pratikto; Salami, Indah Rachmatiah Siti
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.941 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.8

Abstract

Abstrak: PT. X Cikarang adalah sebuah perusahaan manufaktur ban kendaraan bermotor roda empat dan dua. Dalam prosesnya, perusahaan sudah menggunakan mesin secara menyeluruh dalam proses produksinya seperti pada proses tire building dan curing. Proses tersebut melibatkan pekerja untuk mengoperasikan mesin dalam keadaan berdiri selama 8 jam atau satu shift kerja dan memerlukan pekerja dalam kondisi fit dan penuh konsentrasi dalam pengerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fisik lingkungan kerja seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kebisingan dan beban kerja terhadap indikator kelelahan pekerja pada proses tire building dan curing. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan faktor-faktor lingkungan kerja, beban kerja dan karakteristik responden sebagai variabel bebas dan kelelahan akibat pekerjaan sebagai variabel terikat. Pengukuran kelelahan dilakukan saat sebelum dan sesudah bekerja, mengunakan metode dry chemistry system dengan pengujian aktivitas enzim saliva alpha-amilase (sAA). Nilai Beban Kerja fisik pada divisi TBM dikategorikan pekerjaan dengan beban kerja sedang dan untuk divisi Curing juga dikategorikan sebagai pekerjaan dengan beban kerja yang sedang. Berdasarkan analisis korelasi Spearman, karakteristik responden tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kelelahan, tetapi faktor lingkungan seperti kelembaban dan kebisingan serta beban kerja fisik berpengaruh signifikan pada konsentrasi sAA di TBM. Berdasarkan hasil regresi linier, beban kerja fisik merupakan faktor yang paling signifikan dalam kenaikan nilai konsentrasi sAA pada kelelahan pekerja di divisi TBM. Untuk divisi Curing berdasarkan hasil regresi didapat bahwa beban kerja mental merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam kenaikan nilai konsentrasi sAA. Kata kunci: faktor fisik lingkungan kerja, beban kerja, saliva alpha-amilase, manufaktur ban,  dan kelelahan pekerja   Abstract : PT. X Cikarang is a tire manufacturing company for 4-wheels and 2-wheels automobile. This company is using machine throughout their working process such as in tire building and curing process. Those process requires the workers to do their work while standing for 8 hours or one shift of work and in their top condition in high concentricity. The aim of this study is to find the effect of work environment factors such as temperature, humidity, light intensity and noise, and work load to work fatigue indicator at tire building and curing process. To test workers fatigue, the method used is dry chemistry system with enzyme salivary alpha-amylase (sAA) test. The physical workload value of the TBM division is categorized as moderate and for the Curing division is also categorized as work with moderate work. Based on Spearman correlation analysis, respondent's characteristic did not have significant effect to fatigue, but environmental factors such as humidity, noise and physical work load significantly influenced sAA concentration in TBM. Based on the analyzed data, physical work load is showing a positive response to the cause of fatigue in TBM. Based on the results of linear regression, physical workload is the most significant factor in increasing the value of sAA concentration in worker fatigue in TBM division. For Curing division based on the regression result it is found that mental work load is the most influential variable in increasing the value of sAA concentration  Key words: physical work environment factors, workload, salivary alpha-amylase, reaction timer, tyre manufacture and worker fatigue
BIOASSESSMENT KUALITAS AIR SUNGAI CIKARO KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN STATUS EKOLOGI Handinata, Luppy; Muntalif, Barti Setiani
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.174 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.3

Abstract

Abstrak: Makrozoobenthos telah umum digunakan untuk bioassessement kualitas air sungai, Indeks Biotik secara luas digunakan untuk kegiatan monitoring kualitas air di seluruh dunia, termasuk negara berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status ekologi Sungai Cikaro dengan menggunakan makrozoobenthos, Hasil penelitian menunjukkan makrozoobenthos yang ditemukan Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak  ditemukan sebanyak  4 Filum, 5 kelas, 17 Ordo, 33 famili dan  39 genus makrozoobenthos, Kepadatan makrozoobenthos bervariasi pada setiap lokasi sampling dan periode pengambilan sampel dengan kisaran 13-151 individu/m2. Indeks Shannon-Wienner berkisar antara 1,05 sampai dengan 2,50 termasuk katagori tercemar ringan sampai tercemar sedang,  Hal ini sejalan dengan penilaian status ekologis menggunakan Indeks terbaru dimana kisaran nilai berada pada 2,67 ? 4,78 dan berada dalam sedikit tercemar sampai tercemar sedang Kata kunci: Bioassessment, Kualitas Air, Makrozoobenthos, Status Ekologi Abstract : Macrozoobenthos are commonly used in river health biomonitoring. In monitoring program biotic indices are now widely established in water quality monitoring around the world, including in the tropical countries. The aim of this study was to reveal the ecological status of Cikaro River by using Macrozoobenthos The results of the study found 4 Phylum, 5 classes, 17 Ordo, 33 families and 39 genus makrozoobenthos. The density of macrozoobenthos varied at each sampling site, . The density ranged from 13-151 individuals / m2. Shannon Wienner Index (H ') Index range 1.05 - 2.50 and classified slightly polluted to quite polluted  The Result in line with The Assessment of Ecological Status using the scoring system, the ecological status in Cikaro River range 2,67? 4,78 and classified quite polluted  to moderately polluted Key words: . Bioassessment, Water Quality, Macrozoobenthos, Ecological Status 
KAJIAN EVALUASI DAN ARAHAN ZONASI TPA BATU LAYANG KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Wahyudi, Reza; Damanhuri, Enri; Widyarsana, I Made Wahyu
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.756 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.9

Abstract

Abstrak: : Pengelolaan TPA Batu Layang merupakan suatu permasalahan yang terjadi di Kota Pontianak. Seiring dengan perkembangan Kota Pontianak dengan tingkat pertambahan penduduk diperkirakan sebesar 1,123 % per tahun jumlah penduduk pada tahun 2016  sebesar 653.030 jiwa maka timbunan sampah yang diterima berdasarkan kapasitas pengangkutan sampah yang masuk di TPA sebesar 302 ton/hari dari jumlah produksi sampah 431 ton/hari. Berdasarkan hasil survey lapangan ,persentase cakupan layanan dari TPA Batu Layang yaitu 77 %  pelayanan dari jumlah penduduk Kota Pontianak. Pengolahan disposal sampah yang belum maksimal menimbulkan berbagai dampak negatif pada lingkungan sekitar seperti  pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan berkembangnya vektor penyakit. Hasil pengujian laboratorium terkait kualitas BOD lindi TPA Batu Layang yaitu 818,30 mg/l dan kualitas COD lindi mencapai 1.259 mg/l, kedua indikator tersebut sudah melewati ambang batas maksimal.  Untuk membatasi pemanfaatan ruang sekitar kawasan TPA, maka diperlukan penataan kawasan sekitar sekitar TPA dengan tujuan untuk menetapkan kegiatan dan penggunaan lahan sekitar kawasan TPA. Oleh Karena itu perlu dilakukan penelitian agar TPA Batu Layang  dapat beroperasi sesuai dengan peraturan dalam pengelolaan TPA dan  kesesuaian dalam penataan ruang disekitar kawasan TPA  serta menjadikan TPA Batu Layang menjadi TPA yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Tahap pertama dalam penelitian ini melakukan evaluasi TPA untuk melihat resiko yang ditimbulkan dari adanya aktivitas TPA tersebut. Analisis TPA menggunakan metode penilaian  27 atribut dalam Asian Regional Research Program On Enviromental Technology (ARRPET), evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting TPA, hasil dari evaluasi berupa akumulasi mendapat nilai 566,75. Hasil dari evaluasi menyatakan bahwa TPA Batu Layang memiliki potensi bahaya sedang serta direkomendasikan untuk rehabilitasi segera dan menjadikan TPA yang berkelanjutan. Berdasarkan analisa kesesuaian pola ruang pada RTRW dengan PERMEN PU Nomor 19 Tahun terdapat tidak kesesuaian oleh karena itu berdasarkan aturan tersebut, daerah sekitar TPA dengan radius 500 meter semestinya digunakan antara lain industri daur ulang, ruang terbuka hijau dan hutan rakyat.  Kata kunci: ARRPET, evaluasi TPA, kawasan sekitar TPA, zonasi Abstract : The management of  Batu Layang landfill  is a problem that occurred in Pontianak City. Along with the development of the city of Pontianak with an estimated population increase of 1.123% per year the population in 2016 amounted to 653,030 people then the garbage pile received based on garbage transport capacity in the landfill of 302 tons / day from the amount of waste production 431 tons / day. Based on the result of field survey, the percentage of service coverage from TPA Batu Layang is 77% service from population of Pontianak City. The processing of waste disposal that has not been maximally causes various negative impacts on the environment such as water pollution, soil contamination, air pollution and the development of disease vectors. The results of laboratory tests related to the BOD leachate quality of the Layang Landfill is 818,30 mg / l and the quality of COD leachate reaches 1,259 mg / l, both indicators have passed the maximum threshold. To limit the utilization of space around the landfill area, it is necessary to arrange the area around the landfill in order to establish activities and land use around the landfill area. Therefore, research needs to be done so that TPA Batu Layang can operate in accordance with regulations in landfill management and suitability in spatial arrangement around TPA area and make TPA Batu Layang become landfill with environment and sustainable view. The first stage in this study conducted a landfill evaluation to see the risks posed by the landfill activity. TPA analysis used the method of appraisal of 27 attributes in Asian Regional Research Program On Environmental Technology (ARRPET), the evaluation was conducted to determine the condition of existing landfill, the result of evaluation in the form of accumulation got the value 566,75. The results of the evaluation indicate that the Batu Layang landfill has potential for moderate hazards and is recommended for immediate rehabilitation and sustainable landfill. Based on the analysis of spatial pattern suitability in RTRW with Public Work Regulation Number 19   there is no compliance therefore based on the regulation, the area around landfill with 500 meter radius should be used such as recycling industry, green open space and community forest. Keyword: ARRPET, landfill evaluation, landfill space arrangement, zonation

Page 1 of 1 | Total Record : 10